Makna Lagu Gundul Gundul Pacul Dalam Falsafah Jawa


FALSAFAH | Maknna Lagu Gundul Gundul Pacul Orang Jawa mengatakan bahwa pacul adalah papat kang ucul, atau empat yang lepas, yang artinya istimewa tergantung seseorang pada kemampuan menggunakan keempat hal ini: mata, telinga, hidung, dan mulut.  

Jika salah satu dari keempat hal ini hilang, maka kehormatan seseorang akan hilang.  Oleh karena itu, kalimat tersebut menunjukkan bahwa seorang pemimpin bukanlah seseorang yang memiliki mahkota, tetapi seseorang yang memiliki mata yang dapat melihat kemiskinan rakyat, telinga yang mau mendengarkan nasihat, hidung yang dapat mencium baik dan buruk, dan mulut yang dapat menuliskan kata-kata yang baik, bijaksana, dan adil.  

Akan tetapi, seorang pemimpin yang kehilangan sifat keempat ini akan berubah menjadi orang yang sombong dan congkak.  Ia tidak lagi peduli dengan asuransi orang lain, ia tidak lagi adil dan bijaksana, ia hanya sombong dengan jabatannya.   

Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan Artinya memanggul bakul di atas kepala.  Hal ini menunjukkan seorang pemimpin menerima amanah dari rakyat sebagai beban dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin.  

Akan tetapi, setelah menerima amanah, ia menjadi sombong, angkuh, dan ceroboh karena merasa sebagai pemimpin yang memiliki kedudukan tinggi.  Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Artinya bakul terguling yang mengakibatkan padi berhamburan ke mana-mana di pekarangan.  

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin ketika memimpin, sikapnya yang sombong, angkuh, dan ceroboh membuat kepercayaan rakyat menjadi tidak mungkin dan sia-sia.


Sumber: Materi Kuliah Filsafat Jawa, Prof.Anis Rodlianah, Universitas Kemanusiaan PDKS.ROS.PBX Alexandrina Victoria II International University