Festival Budaya Di Manokwari Berjalan Sukses, Stand Keluarga Yogyakarta Kebanjiran Order


KlikJogja| Manokwari, Festival Budaya Pesona Nusantara I yang diselenggarakan oleh Manokwari City Mall 19-21 Desember 2025 sukses menarik ribuan pengunjung. 

Ikatan Keluarga Besar Yogyakarta (IKBY) Manokwari merupakan, salah satu stand peserta event selain Ikatan Wanita Pasundan Manokwari dan Forum Pemuda Pasundan Manokwari, Kerukunan Eks Karesidenan Madiun (KARIMA) Manokwari, Ikatan Keluarga Banyuwangi Manokwari, Ikatan Keluarga Sawunggaling (Iklas) Manokwari, Kerukunan Keluarga Bone Manokwari, Keluarga Besar Banda Neira Manokwari, KEI Manokwari, Flobamora Papua Barat, Kerukunan Keluarga Kawanua Papua Barat, Ikatan Wanita Sulawesi Selatan Manokwari, Ikatan Wanita Sulawesi Tenggara Manokwari, Ikatan Perempuan Toraja Manokwari, Keluarga Bugis Sidrap Manokwari, Ikatan Kerukunan Keluarga Batak Manokwari, dan Keluarga Luwu Raya.

Replika Tugu Yogyakarta, beberapa alat musik gamelan, peralatan membatik, beberapa motif kain batik, beberapa jenis gerabah, Wayang Punokawan khas Yogyakarta, Dakon khas Jawa, dan Busana Daerah. Beskap Growong disajikan lewat boneka peraga lengkap dengan keris sebagai penampilan Busana Jawa Jangkep ditampilkan di stand IKBY Yogyakarta.

Berdasarkan daftar menu yang ditampilkan, IKBY Manokwari menawarkan kuliner mataraman mulai dari Songgo Buwono, Gudeg Yogyakarta, Bakpia Yogyakarta, Ayam Bakar Cangkringan, Nasi Liwet Solo, Sosis Solo, Ayam Srundeng Godean, dan Jejamuan. 

Tarian “Krana Alus” sebagai tarian khas Yogyakarta telah sukses ditampilkan di hari ke 2 dengan deskripsi nasrasi dalam 3 bahasa yaitu bahasa Jawa Halus, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Tarian ini melengkapi tarian daerah dari aneka delegasi kerukunan yang turut memeriahkan acara. Selain tarian, ditampilkan pula puisi dengan tema pentingnya melestarikan bahasa daerah, fashion show baju adat, dan konser lagu daerah.

Aneka ragam budaya dan bahasa yang ditampilkan oleh belasan kerukunan di Manokwari ini menjadi pendukung bagi pengembangan pariwisata dan budaya di Manokwari dan menjadi potensi bagi pengembangan ekonomi kreatif.

IKBY Manokwari sukses menyabet gelar sebagai stand terbaik di festival ini. “Penghargaan ini menjadi kejutan luar biasa bagi kami, Ikatan keluarga Besar Yogyakarta di Manokwari, mengingat luar biasanya penampilan panggung delegasi paguyuban lain, terutama Ikawangi dengan tarian Gandrung Wanci Kahuripannya yang telah sukses menarik atensi pengunjung di hari terakhir acara,” ujar Subagyo.

Muhammad Subagyo Sugiarto, selaku Ketua Ikatan Keluarga Besar Yogyakarta (IKBY) Manokwari berharap apresiasi dari pihak Panitia ini dan penampilan-penampilan hebat delegasi dari Paguyuban daerah lain dapat menambah motivasi bagi warga Ikatan Keluarga Besar Yogyakarta (IKBY) Manokwari untuk lebih andil bagian dalam pelestarian budaya mataraman, khususnya budaya Yogyakarta di Manokwari.

“Alhamdulillah lewat event ini, UMKM IKBY Manokwari juga banjir order kuliner terutama Gudeg Yogyakarta, Sosis Solo, Nasi Liwet Solo, dan Ayam Bakar Cangkringan bahkan untuk beberapa event setelah acara ini selesai. Selain itu juga ada order busana kebaya, wayang, blangkon, dan gerabah, mengingat properti yang ditampilkan di acara banyak pengunjung yang hendak memiliki,” tambah Subagyo.

“Terimakasih kepada Haji Arifin Ko dari Makassar yang telah pula menjadi pemilik bagi barang lelang untuk amal yang dilakukan IKBY Manokwari melalui event ini, sehingga lebih menyempurnakan peran IKBY Manokwari selaku organisasi masyarakat,” Sambungnya.

“Motivasi dilaksanakan acara ini adalah untuk mewadahi potensi dari paguyuban dan komunitas yang ada di Manokwari. Serta untuk menjalin kerukunan antar paguyuban atau komintas," kata Devi Audina, salah satu panitia

Subagyo, yang juga menjadi koordinator dari Yayasan Pamerti Budaya Catur Sagatra di Manokwari, menjelaskan bahwa di event serupa berikutnya akan berupaya menampilkan replika titik nol sebagai respon dari banyaknya permintaan pengunjung, beskap dan blangkon gaya Yogyakarta dan Surakarta, Keris gaya Yogyakarta dan Surakarta, batik gaya Yogyakarta dan Surakarta, dan membatik di lokasi. Adapun untuk kuliner akan ditambahkan Kipo, Surabi Solo, dan Selat Solo disamping menu yang sudah ditampilkan tahun ini. Untuk replika senjata adat akan diupayakan ditampilkan replika Patrem, Cangkol, Canggah, Tombak, dan Bandil.